Kamis, 13 Mei 2010

....kalah (3)

Aq tengah bercerita pada bintang tentang kerlipnya di fokus retinaku.
Aq telah bertanya pada sabuk galaksi tentang tarian orbitnya.
Namun kutatap jejakku hanya mampu mengukur sudut condong matahari..

"Lihat bintang yang berjajar 3 itu, Gal? "
Aku tak ingin menjawab, aku justru ingin bertanya apa maksud Yoga dengan berkata seperti itu.
"Tiap kali Yoga lihat jajaran itu, Yoga membatinkan Galuh".
Mulutku mulai terbuka untuk bertanya, namun Yoga tertunduk lalu tersenyum - senyum untuk dirinya sendiri ke arah berlawanan dimana aku duduk.

           Aku tak suka senyum yang dia buang itu. Untuk apa dia tersenyum ? Namun ingin kutangkap apa maksud senyumnya itu. Kurasa pahit, dan kucium aroma yang abu-abu.

          "Yoga memang pecundang. Selalu kalah dalam hidup. Yoga ingin hancur", ucapnya masih dalam pandangan ke arah yang berlawanan dari tempat aku duduk.
"Kekalahan macam apa? Lo idola, lo sukses, lo merangkum semua hal yang di mau-in sama semua orang" .
"Banyak...", suaranya mulai melemah
"Misalnya ?", tanyaku lagi
"Kamu". Kali ini wajahnya menatapku. Dan matanya mendadak tajam menusuk fokus retinaku.
Apa yang dia inginkan dengan berkata seperti itu? Tak tahukah dia apa artinya kata-katanya itu untukku? Biarkan luluh aku hancur demi mendengar pengakuan itu - jika semua itu adalah sebuah pengakuan.