Minggu, 24 Mei 2009

Place for My Head_LP

I watch how the moon sits in the sky
On a dark night shining with the light from the sun
The sun doesn't give light to the moon
Assuming the moon's going to owe it one
It makes me think of how you act to me
You do favors and then rapidly
You just turn around and start asking me
about Things you want back from me
Pre chorus:
I'm sick of the tension, sick of the hunger
Sick of you acting like I owe you this
Find another place to feed your greed
While I find a place to rest
I want to be in another place
I hate when you say you don't understand
(You'll see it's not meant to be)
I want to be in the energy,
not with the enemy
A place for my head
Maybe someday I'll be just like you,
and Step on people like you do
and Run away
the people I thought I knew
I remember back then who you were
You used to be calm, used to be strong
Used to be generous, but you should've known
That you'd wear out your welcome
Now you see how quiet it is, all alone
Pre chorus (2x)
Chorus You try to take the best of me Go away (8x)
Chorus
Pre chorus (2x)
-------------------------------------------------------------------------
one song from a year ago,

Rabu, 20 Mei 2009

Melalui wajahmu aku berpuisi
Aku boleh kehilangan mereka yang membawaku dengan kendaraan kesuksesan dunia
Tapi aku tak ingin kehilangan mu
Yang membuat ku
Selalu memuji dan berdzikir
Dalam tiap pandang akan keindahan tutur laku mu

Selasa, 19 Mei 2009

Ku Sederhanakan Rumus Rasa ku

Bukan cinta yang agung yang ku punya untuk mu
Aku sadar itu
Aku pernah menggebu-gebu menginginkan mu
Namun aku sungguh tak pantas
Dan aku sadar aku tak pantas untuk sebuah cinta yang agung
Dan rasa ini pun tak ku yakini saat ini
Aku hanya sadar aku hanya punya setitik rasa sayang dan takut untuk kehilangan
Rasa ingin memiliki
Dan telah ku sedarhanakan rasa yang ku cipta dulu itu
Ku sederhanakan cinta ku pada mu, kekasih
Karena Allah cemburu , dan Allah menjauh kan kau dari ku
Karena takut aku akan mencintai mu lebih dari apapun di dunia ini,
Allah sedang menjaga aku dari nafsu yang berlebihan pada rasa yang bagi sebagian orang hanyalah reaksi kimia yang terjadi karena kerja hormon di otak,,
Dan mereka menyebut itu masalah hati.
Namun aku telah menyadari kini ..
Dan aku tak ingin lagi bersedih
Aku hanya ingin berdoa untuk mu
Dan semoga kita bisa di ijinkan untuk saling berbagi
Dan untuk saling mendukung
Dan bersama-sama meraih cinta langit ke tujuh….

Kamis, 14 Mei 2009

Teguran untuk ku

Setulus senyum mu,,


sejujurnya laku mu,,


sehalusnya ucapmu,,


seperti itulah aku sedang diberi cermin, bahwa aku tak pantas menjadi orang lain.


Aku menikmati pribadi yang lain pada karakter ku, namun Allah telah mengingatkan ku.


Melalui hadirmu, melalui pertemuan yang sekejap, namun sangat membekas Allah menegurku, untuk kembali pada diriku, untuk kembali pada pribadi ku.


Bukanlah sesosok yang angkuh yang berdiri kokoh menantang terik nya hari. Bukan satu onggok badan yang menatap dengan arogan pada wajah-wajah yang berkepala besar.



Namun satu jiwa yang tercermin pada paras ayu yang menghangatkan hati yang beku.

satu jiwa yang terluapkan pada rupa yang mengayomi, meneduhkan teriknya jalan liku hidup.

Satu jiwa yang bisa dijadikan sandaran, meski bukan tumpuan.

Satu jiwa yang mampu menampung kubangan duka...
satu jiwa yang penuh kelembutan dan kasih sayang .

Satu Taman di Satu Sore

ayo,,kemari,,,
berilah aq sayap2 yang terkembang,,yg membawa qu mengangkasa,,
hey,,jangan nakal,,,,
aq sedang ingin terbang,,,
wangi bunga2 tiba2 semerbak,,,
kebahagiaan menyeruak
gembira menyergap ku..
dan kedukaan ini sekejap saja terlupakan
airmata ini sesaat terhapuskan,,,

dunia sedang tersenyum bersama qu
berapa hari dalam hidupku yang nyaris 23 tahun menjejak bumi & menghirup atmosfirnya,,ku rasa hari ini ,,saat ini adalah salah satu saat terbahagia dalam hidup,,,
apalagi yang kan ku rasa nanti ,,
aq tak peduli,,
aq hanya ingin tersenyum,,
untuk saat ini,,
utk jam ini,,,menit ini,,detik ini
huruf2 yang slalu jadi sahabat karib ku,,
huruf2 itu pula yang mengukir senyumku
melukiskan bahagia ku,,,

menarilah di taman yang penuh bunga,,,
dimana mentari hangat mencumbui kupu2 dan capung2 yang ceria beterbangan...
dimana aq berjalan dengan ceria di tengah2 padang rerumputannya...
dan ku menari di tengah gemericik aliran nya yang meriak,,,
dan ku berlari menjemputmu datang,,,
selayaknya anak kecil yang meyambut hadiahnya..
karena kau,,
adalah hadiah terbesar yang pernah Allah berikan dalam selama hembus nafas ku di dunia..

Minggu, 10 Mei 2009

Satu Monumen untuk mu

Masih gelap hari, ku lihat tirai cakrawala belum menguap juga.
Disini ku sedang tertatih mencoba menghapus sekilat ingatan.
Namun takkan bisa, karena tegak kokoh dalam hati ku telah berdiri satu tugu angan-angan , monumen yang ku bangun di dunia ilusi ku untuk mengingat mu, sebuah memoar manis.
Aku memang bukan orang yang bersuara merdu, yang iramanya kan menggema lapisan alam khayangan, bukan yang senyumnya mampu melumpuhkan jiwa yang angkuh.
Cukuplah aku satu sosok manusia saja yang kan menjadi salah satu yang pernah mengingatmu.
Aku tak peduli akankah kau menghargai dan ikut sejenak memandang monumen ini, aku hanya ingin menikmati rasa melankolis ku ini.
Aku ingin terjun ke dasar jurang kepedihan yang terdalam, hingga di mana rasa sakit tak lagi bisa menyentuhku.

Sabtu, 09 Mei 2009

Saat Terakhir_ST 12

Tak pernah terpikir oleh ku
Tak sedikit pun ku menyangka
Kau akan pergi tinggalkan ku sendiri

Begitu sulit ku bayangkan
Begitu sakit ku rasakan
Kau akan pergi tinggalkan ku sendiri

Di bawah batu nisan kini
Kau telah sandarkan
kasih sayang kamu
begitu dalam...
Sungguh ku tak sanggup ini terjadi
karena ku sangat ..cinta

Inilah saat terakhir ku melihat kamu
Jatuh air mataku, menangis pilu
Hanya mampu ucapkan
Selamat Jalan ,kasih...

Satu jam saja ku telah bisa cintai kamu di hatiku
Namun bagiku , melupakan mu
butuh waktu ku seumur hidup

Satu jam saja ku telah bisa sayangi kamu di hati ku
Namun bagiku, lupakan mu
butuh waktuku seumur hidup..

dari Dino,,,,icon memoar..

Elegi.

Detik yang baru saja lewat.
Terbuang percuma dengan sia-sia..
Bersama waktu aku mengukur sudut condong matahari.
Begitu berharganya waktu di saat kita tahu dimana batas akhirnya.
Di saat kesempatan yang ada sedang berjalan mundur menjauhi kita.

rasa ini tak menampakkan wujufnya engan jelas.
Ia bersembunyi di satu sudut hati yang terdalam.
Aku terlalu sombong mengakui, terlalu naif untuk berkata lugas.
Bodoh, bodoh, bodoh.
Kata itu saja yang bergaung di dinding otakku.
Aku memaksa akal sehatku berteriak, ini salah...ini salah...!
tapi mataku pun tak mampu ku bohongi bahwa tak ada yang salah dengan semuanya.
Hanya waktu yang tak mengijinkan aku.
Waktu menghalangi apa yang seharusnya ku inginkan, yang sebenarnya ingi ku jujurkan.

Dan hanya sakit yang kubasuh kini dengan dusta, sakit yang masih kucoba kubalut saja.
Aku benar-benar sadar kini bahwa aku tak lebih dari seorang pengecut, yang bahkan untuk berkata jujur pada diri sendiri pun aku tak berani.

Kini mata yang angkuh ini pun leleh...
Hanya mampu mengumpulkan serpihan keping hati yang terburai.
Aku tak tahu apa rasanya esok bagiku .

Dan mengapa Allah memberi ku rasa ini hanya untuk ku ragukan, hanya untuk ku pertanyakan dan akhirnya hancur tanpa ku remukkan.
Terbang mengangkasa tanpa ku layangkan.
Simpanlah berjuta pesona yang kau rangkum dalam raut lugumu, karena auranya memaksa aku mencipta beribu kata yang ku rangkai saat namamu terlintas dalam pikiran ku.
Tak ragu ku sanjungkan pujian untukmu, wahai yang terkasih..
Meski semuanya hanya kusimpan rapat dalam angan saja, namun begitu kekal nampaknya kau ukir senyumku, seolah tuk selamanya kau kan melukiskan bahagiaku.
Dan tak ada yang indah tentang wujud yang kasat mata.
Keindahan itu ada dalam mimpi ku tentang mu.
Keindahan itu menyeruakkan keharumannya yang menggoda aku.
Semua tentang ilusi, apa yang membuatku ingin tersenyum adalah kenangan ndan impian.
Tiada indahnya alam nyata, anamun apa yang lebih indah selain bicara tentang harapan yang berusaha kita semaikan.

Rabu, 06 Mei 2009

Mencoba Menanam Dusta


Seorang sahabat berkata,,"mudah-mudahan kamu tidak sedang membohongi diri sendiri..."
Sebelum kata-kata itu mengalir, pada hitungan mundur 588 jam sebelumnya, aku sedang menapaki debu di atas angin. Jiwa ku serasa meninggalkanku sesaat. Aku bahkan tak mampu membedakan manakah mimpi dalam pejaman mata, dan manakah yang nyata kasat mata.
Ada nada yang lain yang menggema jiwa kosong ini.
aku bahkan tak mampu mengelek bahwa aku menjadi begitu melankolis.
Aku tak sempat menemukan keindahan yang tersirat di wajahnya.
Tapi aku dapat merasakan angin yang teduh menghembusku, ada seirama lagu yang sendu berdengung, namun hati gamang, dan kaki menolak untuk berpijak.
Mata tak pernah mau menyesal pernah menatapnya, telinga tak pernah bosan tuk merindukan suaranya.
Namun kenyataan sedang berbicara padaku dalam bahasa yang sama sekali tak aku mengerti.
Satu kali saja Allah memberi ku kesempatan, dan aku ternyata hanya mampu membisu.
Seperti biasa, aku hanya bungkam, tak mampu berbahasa.
Hati selalu berbisik, namun suara yang lain tegas berkata tidak.
Namun suara manakah yang lebih menyiksa kini selain suara lirih bisikan hati ?

Selasa, 05 Mei 2009

Antarkan aku, atau setidaknya tunjukkanlah aku jalan menujunya.
Aku ingin meyelesaikan mimpi ini sampai ke ujungnya, hingga ke titik akhirnya.
Di mana tak ada lagi tempat bagi mimpi, yang ada hanya kedalaman yang selama ini tercipta oleh milyaran goresan luka, dan kedalaman itu kini siap digurat senyum. Ku telah terjun ke dalam jurang kepedihan yang paling dalam hingga tiada lagi tempat bagi rasa sakit .
Dan sedalam itu pula kini aku siap menampung bahagia.

Disanalah, dimana meski matahari tak mampu menembuskan sinarnya, dan ku tak bisa menggapai kehangatannya, namun dapat kulihat ia sedang bersinar meski samar.
Di sanalah, dimana meski kelam bersemayam, damai menyelimuti & sang bayu tak pernah menghianati.