Minggu, 18 Oktober 2009

Terhembus dan kuhirup dalam
Wangi yang mengurai memory
Keharuman  yang sama , yang pernah tersimpan dalam ingatan
Dan aku kembali termenung sejenak untuk mengingat masa itu.

Manis,
Tak indah namun terukir begitu dalam.
Kita tak kan tahu...
kapan kita akan pergi

Bahkan saat kita sudah bosan hidup
Dan meminta penjemput kita datang

Saat nafas mulai terengah
dimana sang penjemput menghampiri dan berbisik lirih

namun mulai lah rasa sakit untuk yang terakhir
dan mulialah bercakap-cakap dengan detak kita,,,
Sudah habis waktu mu berjuang, kini marilah kita tengok taman yang lain,
di sana lihatlah, beristirahatlah di taman penuh bunga

Dan cukuplah lelah itu
Dan habislah nafas yang terputus
Dan musnahlah tangis

Tapi pantaskah aku untuk sekedar melihatnya sekilas saja?
Ataukah aku termasuk kelompok orang yang banyak menganiaya diri?








Hanya Jika

JIka aku adalah jiwa yang bebas
BIarkan ku rentang sayapku merengkuh segenap udara tanpa batas
Jika aku adalah jiwa yang bebas
Maka kan ku terjang pagar yang mengekang
Dan tiap batang jeruji itu ku leleh-leburkan
Jika aku adalah jiwa yang bebas
Maka segala aturan omong kosong itu bukanlah untukku
Dan langkah kaki, tatap mata, senyum dan tawa
Itu semua adalah milikku
Dan jika aku adalah aku
Maka kan kuberi nama jiwaku dengan plakat kebebasan