Sabtu, 07 November 2009

KAU

Saat ada yang berkata manis padaku
saat ada yang benar-benar membuatku bangga dengan kata-katanya
saat ada yang menghampiriku dengan sepenuh hatinya
saat ada yang menggenggam sekepal harapan dan berniat membaginya bersamaku
kenapa dia itu bukan kau?

saat mereka itu ada nyata di depan ku
saat mereka itu berusaha di sampingku
saat mereka bersedia melihat tangisku, dan mendengar tawaku
kau dimana?

aku menyanjungmu ke tempat tertinggi dalam sudut jiwaku
aku memberimu satu ruang yang penuh dengan namamu
dan aku tak mau ruang itu diisi nama yang lain
namun nama manakah yang kau sanjung?
dan dimanakah letak namaku ?
jika ada saat untuk merenung, ku harap saat itu adalah saat ini
kalau sempat aku menyesal, sekanglah waktunya
atau hanya sekedar menyadari betapa konyolnya hal yang ku anggap prinsip itu.
ku harap itu adalah sekarang

karena setelah hari ini aku takkan lagi punya kesempatan tuk sekedar terdiam dan menatap langit.
hari setelah hari ini adalah hari yang dimana pertanyaan tak lagi berguna
dan kenyataan ada di depan mata
siap tuk menerkamku, dan mengubur mimpi ku hidup-hidup

jika aku ingin menangis harus saat ini juga
atau esok aku takkan lagi punya airmata

aku benci esok
aku benci harus menghadapinya

esok adalah hari dimana aku harus menjadi seorang wanita dewasa
esok takkan ada lagi kemanjaan
tak ada lagi tangis
yang ada hanyalah tuntutan
dan ku benci harus memenuhi panggian tuntutan itu

mengapa tak bisa ku jalani dunia ku sendiri saja?
tanpa harus peduli pada dunia di luar sana
tanpa harus mendengar ada suara lain selain suaraku
tanpa harus menyadari kalau ada hal2 lain yang sangat penting dalam tahapan hidup

aku mau tetap begini
tetap seperti hari ini
dengan langit yang sama
dengan tatapan kosong yang sama
dengan semilir angin kehampaan yang sama

dan tak ada yang perlu berubah