Tak ada senyum
Tak ada tawa
Tak ada ceria
Tak ada pedih
Tak ada sakit
Tak ada tangis
Tak ada duka
Hanya ...
Terdiam
Tanpa desir angin pun mau berhembus
Tanpa langit yang berwarna
Tanpa pijakan yang tak rapuh
Tanpa sandaran yang menopang
Rabu, 16 Desember 2009
Rabu, 09 Desember 2009
Bola Retina di Pejaman Mata
Aku bermimpi
tentang bintang, tentang pertarungan, tentang teriakan
Saat aku tertidur, aku justru sedang tersadar apa yang menjadi keinginan alam bawah sadar ku.
Saat mata terpejam, sebenarnya aku melihat dibalik tirai yang ku pertanyakan.
Bintang itu harapan yang tergantung tinggi dan tak pernah bisaa ku raih, meski taburan yang ku tempuh adalah jalan penuh pertarungan dan aku menyerah sebelum aku mengaku kalah, namun tanpa ampun terus menggilas ku, meski teriakan ku begitu lemah, memelas memohon agar smuanya terhenti.
tentang bintang, tentang pertarungan, tentang teriakan
Saat aku tertidur, aku justru sedang tersadar apa yang menjadi keinginan alam bawah sadar ku.
Saat mata terpejam, sebenarnya aku melihat dibalik tirai yang ku pertanyakan.
Bintang itu harapan yang tergantung tinggi dan tak pernah bisaa ku raih, meski taburan yang ku tempuh adalah jalan penuh pertarungan dan aku menyerah sebelum aku mengaku kalah, namun tanpa ampun terus menggilas ku, meski teriakan ku begitu lemah, memelas memohon agar smuanya terhenti.
Selasa, 08 Desember 2009
Leave All Out the Rest
I dreamed I was missing
But no one would listen
‘Cause no one else cared
After my dreaming
I woke with this fear
What am I leaving
When I’m done here
So if you’re asking me
I want you to know
When my time comes
Forget the wrong that I’ve done
Help me leave behind some
Reasons to be missed
And don’t resent me
And when you’re feeling empty
Keep me in your memory
Leave out all the rest, leave all out the rest
Don’t be afraid
I’ve taken my beating
I’ve shed but I’m me
I’m strong on the surface
Not all the way through
I’ve never been perfect
But neither have you
Forgetting all the hurt inside
You’ve learned to hide so well
Pretending someone else can come
And save me from myself
I can’t be who you are
I can’t be who you are
Senin, 07 Desember 2009
Mengapa aku bersedih
Aku terdiam
Aku kehilangan semangat
Aku meneteskan air mata
Dan bahkan aku tak ingin hidup
Aku slalu bertanya
Dan tak pernah menemukan jawaban
Sampai aku tak ingin lagi bertanya, dan aku tak butuh jawaban itu lagi
Aku hanya sesosok manusia yang tak pernah bisa menerima apa yang Tuhan anugerahkan, apa yang telah Tuhan tentukan.
Aku ingin smuanya berjalan seperti yang ku mau
Namun pada akhirnya tak satupun....
Dan bisakah lagi aku berharap bahwa aku bisa mewujudkan satu mimpi saja ?
Agar aku mau terbangun dari dunia mimpi ku , beralih menatap dunia nyata yang sangat ku benci itu ?
Agar aku mulai membenci 'tuk menyemai senyum di alam ilusi
Sejenak ku tersadar
Aku tak pernah mendapatkan apa yang ku inginkan, namun Tuhan s'lalu memberikan apa yang ku butuhkan
Dan seharusnya kalimat itu sudah cukup membari jawaban
Namun apakah yang bisa memuaskan jiwa yang tak pernah merasa cukup ini ?
sampai kini ku masih bersemayam dalam semboyan : HIdup itu menunggu mati
Aku terdiam
Aku kehilangan semangat
Aku meneteskan air mata
Dan bahkan aku tak ingin hidup
Aku slalu bertanya
Dan tak pernah menemukan jawaban
Sampai aku tak ingin lagi bertanya, dan aku tak butuh jawaban itu lagi
Aku hanya sesosok manusia yang tak pernah bisa menerima apa yang Tuhan anugerahkan, apa yang telah Tuhan tentukan.
Aku ingin smuanya berjalan seperti yang ku mau
Namun pada akhirnya tak satupun....
Dan bisakah lagi aku berharap bahwa aku bisa mewujudkan satu mimpi saja ?
Agar aku mau terbangun dari dunia mimpi ku , beralih menatap dunia nyata yang sangat ku benci itu ?
Agar aku mulai membenci 'tuk menyemai senyum di alam ilusi
Sejenak ku tersadar
Aku tak pernah mendapatkan apa yang ku inginkan, namun Tuhan s'lalu memberikan apa yang ku butuhkan
Dan seharusnya kalimat itu sudah cukup membari jawaban
Namun apakah yang bisa memuaskan jiwa yang tak pernah merasa cukup ini ?
sampai kini ku masih bersemayam dalam semboyan : HIdup itu menunggu mati
Minggu, 06 Desember 2009
Never Think
I should never think
What's in your heart
What's in our home
So I won't
You'll learn to hate me
But still call me baby
Oh, love
So call me by my name
And save your soul
Save your soul
Before you're too far gone
Before nothing can be done
I'll try to decide when
She'll lie in the end
I ain't got no fight in me
In this whole damn world
Tell you to hold off
You choose to hold on
It's the one thing that I've known
Once I put my coat on
I'm coming out in this all wrong
She's standing outside holding me
Saying, 'Oh, please
I'm in love
I'm in love'
Girl save your soul
Go on save your soul
Before you're too far gone
Before nothing can be done
'Cause without me
You got it all
So hold on
Without me you got it all
So hold on
Without me you got it all
Without me you got it all
So hold on
Sabtu, 05 Desember 2009
Intuisi
Lagu ini membawa jiwaku mengingat kembali, bahwa ada sisi lain yang berusaha ku buang dalam pikiran ku. Dan aku tak ingin bagian yang tak rasional itu ada dalam kepala ku. Namun saat bagian itu terbuka, aku tak bisa mengendalikan logika ku. Dan ternyata justru ia bisa menguasai bawah sadarku. Dan aku tak tahu apa, atau mengapa.
Dan ini hanya tentang dunia bayang-bayang.
Mungkin tentang bayang yang seolah ku kenal jauh dan dalam, seperti menembus batas dunia nyata ku, dan kilasan acak itu menampakkan pada otakku tentangnya. Adakah bayang itu membawaku 'tuk berfikir. Setidaknya mengurutkan dan berusaha memahami apa yang berusaha dijelaskannya padaku.
Seolah sedang memberi jawaban segala pertanyaan ku.
Dan ini hanya tentang dunia bayang-bayang.
Mungkin tentang bayang yang seolah ku kenal jauh dan dalam, seperti menembus batas dunia nyata ku, dan kilasan acak itu menampakkan pada otakku tentangnya. Adakah bayang itu membawaku 'tuk berfikir. Setidaknya mengurutkan dan berusaha memahami apa yang berusaha dijelaskannya padaku.
Seolah sedang memberi jawaban segala pertanyaan ku.
Seperti Apa Esok itu?
Disini jasadku teronggok, bersama nafas yang terengah dalam udara yang menipis terkikis. Namun tak bisa ku katakan dimana jiwa ku, kemana ia pergi, melayang entah mencari apa. Mungkin ia menggantungkan mimpi-mimpi ku ke lapis langit. Bersama bilangan musim yang menghembuskan angin dingin Desember-nya, aku masih menghitung mundur. Kapan saat itu akan datang lebih cepat padaku? Dan apakah yang menantiku di hadapan kelak? Adakah secercah harapan yang mengembangkan senyum ku esok ? Atau hanya kelam yang sama yang kan ku temui lagi? Kejemuan yang sama yang hanya berganti pakaian. Dan pikiran-pikiran yang tak nyata ini akan terus lahir.
Hari seperti apa esok itu?
Apa yang telah disiapkan hidup untukku?
Karena aku tak pernah menyiapkan apa-apa untuk kehidupan.
Masihkan aku diberi kesempatan, untuk bisa mengukir namaku pada wajah dunia?
Hari seperti apa esok itu?
Apa yang telah disiapkan hidup untukku?
Karena aku tak pernah menyiapkan apa-apa untuk kehidupan.
Masihkan aku diberi kesempatan, untuk bisa mengukir namaku pada wajah dunia?
Tetap
Jika saja setiap aku buka mata di pagi hari, saat aku masih menanti terbitnya mentari, aku bisa melihat batas garis antara dunia nyata yang harus ku hadapi, mungkin aku takkan seperti ini.
Kembali terduduk memandang dan hanya bisa menunggu. Ku bernafas, berjalan tanpa jiwa. Masih mencari makna hadirku di dunia.
Untuk apa aku lahir, untuk apa aku hidup, hanya untuk menunggu kematian datang menjamputku. Lalu mengapa ia tak datang lebi cepat saja menjemput ku? Tak ada yang bisa ku maknai sampai saat ini. Jalan ini masih jalan kosong yang kemarin, jalan yang sepi bahkan tanpa semilir angin.
Saat malam begitu ramai oleh hiasan taburan bintang galaksi, saat pagi begitu semarak oleh dendang ranting2 yang dikoyak kicau burung, saat siang begitu disengat kesombongan sang surya, saat senja merendahkan lembayungnya, mengapa hatiku masih saja beku?
Aku tak pernah berubah, masih saja hati yang keras, dingin dan beku.
Masih pada langkah yang sama, masih berpijak pada batas dunia ilusi.
Tak mau beranjak. Tetap pada sisi hampa.
Dan biarkan aku sendiri.
Kembali terduduk memandang dan hanya bisa menunggu. Ku bernafas, berjalan tanpa jiwa. Masih mencari makna hadirku di dunia.
Untuk apa aku lahir, untuk apa aku hidup, hanya untuk menunggu kematian datang menjamputku. Lalu mengapa ia tak datang lebi cepat saja menjemput ku? Tak ada yang bisa ku maknai sampai saat ini. Jalan ini masih jalan kosong yang kemarin, jalan yang sepi bahkan tanpa semilir angin.
Saat malam begitu ramai oleh hiasan taburan bintang galaksi, saat pagi begitu semarak oleh dendang ranting2 yang dikoyak kicau burung, saat siang begitu disengat kesombongan sang surya, saat senja merendahkan lembayungnya, mengapa hatiku masih saja beku?
Aku tak pernah berubah, masih saja hati yang keras, dingin dan beku.
Masih pada langkah yang sama, masih berpijak pada batas dunia ilusi.
Tak mau beranjak. Tetap pada sisi hampa.
Dan biarkan aku sendiri.
Langganan:
Postingan (Atom)