Sabtu, 05 Desember 2009

Tetap

Jika saja setiap aku buka mata di pagi hari, saat aku masih menanti terbitnya mentari, aku bisa melihat batas garis antara dunia nyata yang harus ku hadapi, mungkin aku takkan seperti ini.
Kembali terduduk memandang dan hanya bisa menunggu. Ku bernafas, berjalan tanpa jiwa. Masih mencari makna hadirku di dunia.
Untuk apa aku lahir, untuk apa aku hidup, hanya untuk menunggu kematian datang menjamputku. Lalu mengapa ia tak datang lebi cepat saja menjemput ku? Tak ada yang bisa ku maknai sampai saat ini. Jalan ini masih jalan kosong yang kemarin, jalan yang sepi bahkan tanpa semilir angin.
Saat malam begitu ramai oleh hiasan taburan bintang galaksi, saat pagi begitu semarak oleh dendang ranting2 yang dikoyak kicau burung, saat siang begitu disengat kesombongan sang surya, saat senja merendahkan lembayungnya, mengapa hatiku masih saja beku?
Aku tak pernah berubah, masih saja hati yang keras, dingin dan beku.
Masih pada langkah yang sama, masih berpijak pada batas dunia ilusi.
Tak mau beranjak. Tetap pada sisi hampa.
Dan biarkan aku sendiri.

Tidak ada komentar: