Senin, 01 Februari 2010

Biarlah Gelap ini Gelap ku

Ada rasa kemarahan yang berusaha ku tolak. Ada cemburu yang tak bisa ku terima bahwa aku sedang merasakannya. Ada rasa tersembunyi bahwa aku ingin di posisikan di tempat istimewa, bukan hanya di sisi gelap .



Aku tahu, bahwa aku, kau, kita adalah hal yang seharusnya menjadi satu dalam kebersamaan. Tapi entah kenapa, aku merasakan ketidakadilan sedang melintasi aku, dan bahkan tak mau pergi. Terus menggelayuti hari-hari ku, membayangi ku bagaikan hantu yang tak rela meninggalkan bumi .



Biarlah hitam ini hitamku, dan gelap ini gelapku. Di sisi ini aku berdiri. Di atas tanah dunia sepi. Tanpa kawan, tak butuh teman.


Dan aku melihat peri-peri mungil yang membawa senyum ku pergi . mereka tak lebih dari iblis bertopeng yang menyemai detik bahagia, dan mencabutnya di detik kedua , bersamaan dengan saat mereka menunjukkan siapa mereka sebenarnya.



Lagi, lagi , dan lagi. Aku harus menelan pahitnya kekecewaan ini sendiri. Tanpa sesiapapun yang bisa kuajak untuk sekedar menyesali atau bahkan menangis.



Dan hari ini adalah hari kemarin yang kembali bergulir. Bagiku takkan pernah ada hari baru. Hari yang berbeda dengan kemarin. Bagiku, hidup ini masih taman pekuburan sunyi. Jam- jam yang ku lalui adalah jalan setapak yang lengang namun penuh semak berduri. Aku tak ingin melaluinya, aku selalu melihat ke jalan yang telah lalu. Mungkinkah aku masih bisa beralri kembali mundur?

Namun hanya dapat ku lihat tanpa bisa ku tembus. Aku terjebak.

Tidak ada komentar: