Kamis, 08 April 2010

Saat aku berusia 8 tahun aku ingat aku pernah berkata dengan marah pada seorang temanku, “kalo gue difitnah, gw bakal bener ngelakuin apa yang difitnahin ke gue itu”.




Dan saat di SMP, seorang guru BP (Bimbingan Penyuluhan) berkata, bahwa karakter dasar dari sifat seseorang bisa dilihat saat ia masih anak-anak. Karakter yang ditunjukkan saat masa anak-anak itulah yang akan menjadi basic sifat saat dewasa.



In fact, sekarang banyak dendam yg ku pendam. Dan daripada menjadi seorang bergejolak untuk selalu membalas dendam, aku memilih untuk menjadi tipe ‘Suffer in Silence’ yang berdarah dingin instead.

Tapi dengan memendam amarah itu, aku seperti menumpuk dendam yang ingin ku pendam. Untuk menahan rasa yang makin memuncak itu benar-benar tidak pernah mudah. Apa kau akan terima saat atasanmu menyudutkan orang tuamu karena ingin menjatuhkan mentalmu? Apa kau akan tinggal diam saat adikmu dihina sedemikian rupa yang bukanlah kesalahannya, dan hanyalah korban dari manusia-manusia kotor bertopeng dewa? Bullshit, kalau kau jawab ya.

Tapi nyatanya aku diam. Namun tak pernah benar-benar diam. Seperti Merapi dengan lembut menyembunyikan magma yang dikandungnya, seperti itulah aku tersenyum manis pada dunia setiap harinya.

Tidak ada komentar: