Senin, 05 April 2010

When All you have to do is GONE

Hari pernah begitu sepi saat kau pergi sebelumnya. Namun tak sesepi ini, karena saat itu ku tahu kau akan kembali. Namun kini kicau burung yang bernyanyi itu begitu nyaring memecah kesunyian, kicauannya bukan lagi nyanyi riang nan merdu, namun sendunya kesedihan meratapi pergimu. Dan sepi ini terasa tak menyenangkan, karena aku tak yakin kapan lagi aku bisa melihatmu.


Di bawah langit yang sama, kenanglah aku saat Maret berakhir. Saat hujan mengguyur tuk mengakhiri musim yang sedang menggeliatkan perubahan. Saat matahari kembali ingin mengoyak angin dingin Emirate. Di waktu yang sama tahun lalu, pertama kali kita berjumpa. Dan sejak itu hariku tak lagi sepi. Aku bisa tertawa, bersedih, dan bercerita bersamamu, kawan. Di tanah gersang ini, aku akan tergolek di tengah badai pepasir tandus tanpamu dalam baris semangatku. Terimakasih , dan berjuta syukur pada Allah yang telah mengijinkan aku tuk mengenalmu. Meski wajah tak bisa selalu saling menatap, tangan tak bisa selalu bergandeng, dan tawa tak bisa selalu seiring, namun ku simpan rapi kenangan tentangmu dalam lembar indah hidupku. Lembar indah yang menghiasi lembar-lembar abu-abu kusam yang lain.

Aku tak bisa katakan bahwa kau manis. Aku bisa berkata kau menyebalkan, dan selalu menggangguku. Namun saat ku kehilanganmu, saat itulah ku tahu, bahwa suaramu adalah pembasuh emosiku di sela-sela hari yang menjemukan. Tawa bahkan tangismu adalah warna di rona wajah duniaku yang muram.

Adakah yang memuji bahwa kau begitu indah? Pernahkah ada yang begitu jujur berkata bahwa kau bagian semburat ceria pelangi? Aku tak ingin menangis saat kehilangamu, namun aku akan selalu tersenyum saat ku pejamkan mata, lalu kuingat senyummu.

Tidak ada komentar: