Sabtu, 09 Mei 2009

Elegi.

Detik yang baru saja lewat.
Terbuang percuma dengan sia-sia..
Bersama waktu aku mengukur sudut condong matahari.
Begitu berharganya waktu di saat kita tahu dimana batas akhirnya.
Di saat kesempatan yang ada sedang berjalan mundur menjauhi kita.

rasa ini tak menampakkan wujufnya engan jelas.
Ia bersembunyi di satu sudut hati yang terdalam.
Aku terlalu sombong mengakui, terlalu naif untuk berkata lugas.
Bodoh, bodoh, bodoh.
Kata itu saja yang bergaung di dinding otakku.
Aku memaksa akal sehatku berteriak, ini salah...ini salah...!
tapi mataku pun tak mampu ku bohongi bahwa tak ada yang salah dengan semuanya.
Hanya waktu yang tak mengijinkan aku.
Waktu menghalangi apa yang seharusnya ku inginkan, yang sebenarnya ingi ku jujurkan.

Dan hanya sakit yang kubasuh kini dengan dusta, sakit yang masih kucoba kubalut saja.
Aku benar-benar sadar kini bahwa aku tak lebih dari seorang pengecut, yang bahkan untuk berkata jujur pada diri sendiri pun aku tak berani.

Kini mata yang angkuh ini pun leleh...
Hanya mampu mengumpulkan serpihan keping hati yang terburai.
Aku tak tahu apa rasanya esok bagiku .

Dan mengapa Allah memberi ku rasa ini hanya untuk ku ragukan, hanya untuk ku pertanyakan dan akhirnya hancur tanpa ku remukkan.
Terbang mengangkasa tanpa ku layangkan.

2 komentar:

M. imam supriyanto mengatakan...

ELEGI....sebuah kata yang tadinya ku usulkan padamu untuk kau jadikan alamat dari blog ini ternyata menjadi sebuah cerita..wow...

Deweyzzz.... mengatakan...

makasiy atas 1 kata itu,Pri...
itu cuma judul yg gw cari ,,,tnyta loe yg bikin ide gw muncul,,,
makasiy ya...