Minggu, 01 Maret 2009

Kalau aku Harus Hidup?

Kalau aku harus hidup, aku harus menelan pahitnya perjuangan
Kalau aku dapat memilih, aku ingin hidup satu hari penuh kebahagiaan dibandingkan seribu tahun yang abadi dengan kebekuan, kesunyian dan kehampaan jiwa.
Sedetik nafas dalam naungan suka cita lebih berharga dibanding dengan satu tahun cahaya helaan nafas yang terbuang tuk mengeluh & menyesali takdir.
Namun sensitivitas nurani tak pernah berbicara dalam gelak tawa, wajah ceria & dunia yang penuh bahagia. Ia berbahasa dalam pekatnya malam, dinginnya kebekuan, dan peka terhadap luka, rasa sakit & kepedihan perjalanan kehidupan yang banyak menyimpan kerikil tajam & batu sandungan.
Bumi bukanlah negeri dongeng, tapi medan perjuangan & pengorbanan

Tidak ada komentar: