Minggu, 01 Maret 2009

Terimakasih saja.

Bukakan bagiku satu pintu, meski ruang di dalamnya hanya ada udara
keputusasaan dan cahaya kekelaman.
Setidaknya aku punya tempat,karena ternyata aku kini tak memiliki satu tempat pun tuk singgah.
Tidak pula di hatimu
Lalu harus kemana aku berlari saat kutahu kau yang pernah kuharapkan malah begitu merendahkan aku ke tingkat bawah alam sadarmu
Sehina itukah aku sehingga kau menjadikan aku gurauan belaka
Tapi tak apa, aku sudah terbiasa sejak dulu oleh perendahan yang orang-orang lakukan padaku.
Bedanya hanyalah, bahwa aku tak pernah peduli pada cacian mereka karena mereka bukan siapa-siapa bagiku,tak punya arti apapun bagi hidupku.
Dan kini kau membuat dirimu tak lebih dari mereka.
Terimakasih atas semuanya, aku ingin sekali memberikan kata-kata untuk menyanjung kelihaianmu menipuku, tapi biar ku simpan saja, toh semua sudah tak ada artinya lagi kini.
Tak perlu kau berucap apapun untukku, karena tiap huruf kata-katamu hanya akan menambah panjang goresan luka
Dan apapun yang kan kau katakana tak kan memberi arti apapun bagiku.
Aku pernah menghargaimu, saat kau begitu menghargai aku, tapi tidak lagi kini, atau lain kali,
Aku tak pernah memberi kesempatan kedua pada siapapun dalam hidupku
Dan jangan pernah berharap akan diriku yang takkan lagi bersedia memberimu satu sudut saja di ruang hati.

X_I 160708





Tidak ada komentar: