Minggu, 01 Maret 2009

****Membakar Mimpi****

Ada satu wanita bermuram durja duduk termenung. Dalam sepi dia mengukir kata-kata picisan tentang dukanya.
Di saat pergimu, di saat itu pula-lah tertutup semua pintu. Kecuali satu pintu, pimtu yang didalamnya ada ruang kegelapan denagn tirai kepahitan & udara keputus-asa-an.
Sesak, nafasku tersengal, kering, paru-paru ku sempit terasa.
Di saat pergi mu pergi pula segala harapan yang ku ingin wujudkan. Telah tenbang segala impian beserta sayap-sayap mimpi. Letih aku menjaganya, dan kini cahaya itu telah mati.
Di saat pergimu, di saat itu lah kubuang semua segala apa yang kuharap bisa terwujud.
Karena semuanya kini teronggok serupa mayat yang bertubuh tapi tak bernyawa, ruh nya telah pergi.
Wanita itu lalu melipat kertas goresan itu, lalu membumbungkannya tinggi, setinggi mungkin, berharap segala memori yang indah dulu pun mengangkasa, lepas, pergi tanpa satu tapak jejak.

Waktu yang lampau telah berlalu dari hidup kita. Sering terintas & teringat, namun tak bisa terulang untuk diperbaiki. Segores sesal selalu terlintas. Saat yang akan datang nanti, akankah semua kan tetap sama. Amsihkah ada waktu tuk bicara. Masihkan semua itu milikku?
Sehari saja dalam hidupku, izinkan aku, ya, Allah.beri sedikit waktu tuk bisa menatapnya lagi. Meski tak seperti waktu lalu, setidaknya aku tahu dia baik-baik saja. Kutitipkan dia pada-Mu, yang takkan pernah titipan itu sia-sia.
Jagalah dia seperti Kau jaga para kekasih-Mu ya, Allah, dan ku harap doaku ini tak berlebihan.
Aku menyayanginya selayaknya atmosfer menyelimuti kehidupan bumi. Namun aku rela jadi seonggok sampah yang melapuk, jikaq setelah terurai aku bisa menyuburkan tanah, setidaknya hidupku bisa memberi manfaat.
Kapan lagi waktu kan berikan aku kesempatan, sampai kini belum ku temukan dia.

Tidak ada komentar: