Minggu, 01 Maret 2009

Tinta Hampa

Duri-duri mengitari sekeliling namun mawar merekah indah.
Di tengah aroma busuk Raflesia Arnoldi mengahrumkan namanya.
Seperti itu pula-lah aku ingin bertahan.
Hidupku tak pernah seindah cerita negeri dongeng.

Jalanku tak semulus dessert-high-way.
Sinar mata ku tak lebih dari sorotan yang terendap.
Dunia bukan milikku, tapi tiap detik yang ku jalani itulah harta berhargaku yang tak sanggup ku tebus tuk bisa kembali & memperbaikinya.
Aku tak punya pa-apa. Aku bukan siapa-siapa.
Namun sebelum nafas terakhirku inginku ukir namaku pada wajah dunia, walau pun tak besar, namun terkenang indah, setidaknya ada jejak yang ku tinggalkan di sana.

Tidak ada komentar: